Gorontalo, 27 Januari 2025 – DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Gorontalo menggelar kegiatan “Sosialisasi Penerapan Bermain, Cerita, Menyanyi (BCM) dan 29 Karakter Luhur” pada Senin (27/01) di Masjid Nur Hasan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo. Sosialisasi ini disampaikan oleh Tim Kurikulum DPW LDII Provinsi Gorontalo, Khoyum Supardi, M.Pd., dengan tujuan memperkenalkan metode pendidikan kreatif berbasis BCM untuk membangun karakter anak-anak sejak dini.
Dalam paparannya, Khoyum Supardi menjelaskan bahwa metode BCM merupakan pendekatan edukasi yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda. “Bermain, bercerita, dan menyanyi bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga alat untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan agama kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami,” ujar Khoyum.
Ia juga mengaitkan metode ini dengan penguatan 29 karakter luhur yang menjadi pedoman dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia. Beberapa karakter yang ditekankan dalam kegiatan ini meliputi kejujuran, tanggung jawab, kerja sama, dan kesabaran.
Peserta sosialisasi, yang terdiri dari para guru/ tenaga pendidik di lingkungan DPW LDII Provinsi Gorontalo, diajak untuk mempraktikkan langsung metode BCM. Salah satu sesi menarik adalah simulasi mendongeng dengan lagu-lagu sederhana yang mengandung pesan moral. Para peserta terlihat antusias dan terlibat aktif dalam setiap kegiatan.
“Saya merasa metode ini sangat relevan dan menyenangkan. Dengan pendekatan BCM, kita bisa mendidik anak-anak tanpa mereka merasa terbebani, tetapi tetap mendapatkan nilai-nilai yang penting,” ungkap salah seorang peserta, Yusa Assiddiqi, seorang tenaga pendidik.
Ketua DPW LDII Provinsi Gorontalo menyampaikan bahwa sosialisasi ini merupakan bagian dari program pendidikan LDII yang fokus pada pembentukan generasi berkarakter mulia melalui pendekatan yang inovatif dan berbasis nilai keislaman. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada para pendidik dan orang tua untuk menerapkan metode BCM di lingkungan pendidikan dan keluarga, sehingga anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi yang cerdas, kreatif, dan berbudi luhur. (Sri Yulianty Mozin)